Sunday, March 5, 2017

Tradisi Nenek Moyang Dalam Islam

Membicarakan tradisi nenek moyang kadang membuat orang atau saudara sendiri beranggapan sebagai suatu upaya memecahkan belah umat atau menyebarkan suatu paham atau menghina sesamanya,padahal maksud penulis tidaklah demikian.Penulis bukanlah anggota suatu aliran atau organisasi apapun dalam Islam,melainkan satu dari umat Islam yang belajar Islam pada sumbernya,yaitu Al Quran dan Sunnah Rasul.
Kalaupun penulis mengambil pendapat ulama atau tradisi maka pendapat atau tradisi itu tentunya yang sesuai dengan Al Quran dan Sunnah Rasul.
Tradisi nenek moyang telah sejak generasi Nabi Adam as,atau kaum Nabi Nuh as,yaitu yang dimulai dengan ziarah kubur dan penghormatan terhadap ulama yang dianggap berjasa dalam penyebaran agama,namun lama kelamaan,niat untuk penghormatan sebagai tanda cinta kepada ulama dan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan berubah menjadi kesyirikan.Maka Allah Swt,mengutus Nabi Nuh as untuk memberantas kesyirikan tersebut sampai akhirnya Allah Swt membersihkan orang-orang musyrik dengan banjir besar.
Kini tradisi-tradisi nenek moyang masih tetap eksis dalam masyarakat Islam,bahkan menjadi masalah bila tradisi-tradisi yang mengandung kesyirikan diungkit-ungkit,antara lain dicemohkan,dianggap penyebar ajaran sesat sampai akhirnya diusir dari perkampungan,pa
dahal Allah Swt sendiri telah mengingatkan manusia agar berhati-hati terhadap tradisi nenek moyang.Sebagaimana Firman Allah:Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".(QS.Al Baqarah:170); Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.(QS.Al Maaidah:104); Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah." Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?(QS.Luqman:21).
Banyak di antara kita yang tetap setia mempertahankan tradisi nenek moyang karena berdalih bahwa itu adalah adat semata,kalau masalah adat apapun boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil syariat yang melarangnya,apalagi mereka melihat dari banyaknya orang yang melakukan tradisi itu,atau adanya orang yang mengaku ulama atau pemimpin umat yang terlibat memimpin tradisi tersebut.Ya,benar tradisi adalah adat semata,dan tidak semua tradisi nenek moyang dilarang oleh Allah Swt. Tradisi nenek moyang yang dimasudkan dalam ayat di atas,adalah:
1. Tradisi yang mengandung kepercayaan dan amalan yang menyerupai agama,kepercayaan dan amalan itu dilaksanakan karena didorong oleh harapan dan rasa takut,yaitu berharap memperoleh berkah/kebaikan dan atau karena takut terkena mudharat bila tidak melakukannya.
2. Pelaksanaannya meyerupai syariat ibadah,yaitu adanya keharusan untuk melaksanakan secara rutin pada waktu tertentu,
3. Tradisi tersebut dicampur aduk dengan ibadah yang disyariatkan Allah,padahal Allah Swt telah melarang kita mencampuradukkan antara yang haq (benar) dengan yang batil (QS.Al Baqarah:42).
4. Tradisi yang mengadung kesyirikan,yaitu sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang atau sesuatu benda yang diyakini bisa mendatangkan manfaat dan mudharat.
Banyak orang mengikuti tradisi nenek moyang karena berpendapat bahwa tradisi itu dibenarkan dalam Islam atau bahkan menganggapnya sebagai bagian dari ajaram Islam,karena beberapa faktor,antara lain:
a. Banyaknya umat Islam yang melakukan amalan tradisi tersebut,padahal Allah Swt telah mengingatkan, “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS.Al An Aaam:116).Jadi banyaknya umat Islam yang melakukan tidaklah menjamin bahwa amalan itu benar dalam dalam Islam.
b. Diikuti atau dipimpin oleh seorang ulama atau pemimpin uma/tokoh agama atau pemimpin umat/imam,padahal Allah Swt telah mengingatkan, “Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi”(QS.Al Mu’minuun:34). “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat pula oleh semua (makhluk) yang dapat melaknatikecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan memerangkan (kebenaran) (QS. Al Baqarah : 159-160)”.
c. Mengikuti tradisi masyarakat karena takut dicemoh atau diusir bila meninggalkan tradisi atau takut mendapat kutukan dari nenek moyang,padahal AllahSwt telah mengingatkan, “Janganlah kamu takut kepada sesame manusia,tetapi takutlah kepada-Ku”(QS.Al Maaidah:44);“Allahlah yang berhak kamu takuti,jika kamu benar-benar orang yang beriman”(QS.Taubah:13); “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak Nampak oleh mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar”(QS.Al Mulk:12).
d. Ada pula yang mengikuti hanya sekedar ikut meramaikan tanpa ada pengetahuan atasnya,padahal Allah Swt telah mengingatkan, ”Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya.Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati akan dimintai pertanggungjawabannya”(QS.Al Israa:36).
e. Ada pula yang mengikuti tradisi sebagai rasa kebersamaan sebagai warga masyarakat Islam,padahal Allah Swt telah mengingatkan, “Dan (ingatlah hari ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya,seraya berkata’aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul.Kecelakaan besarlah bagiku,kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah dating kepadaku” (QS.Al Furqan:27-29).
“Janganlah kamu duduk bersama-sama mereka (orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah) sehingga mereka terasukii pembicaraan yang lain, karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka.Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orangmunafik dan orang-orang kafir di dalan Jahanam.” (An Nisa : 140).
Allah Swt yang Maha Tahu dan sumber kebenaran.Allah Swt mengetahui bahwa tradisi-tradisi nenek moyang yang dilarang dalam Islam bukanlah suatu kebenaran,melainkan persangkaan belaka, “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan,sedangkan sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran”(QS.An Najm:28);“Mereka diperdaya dalam agama mereka oleh apa yang mereka ada-adakan”(QS.Ali Imran:24);“Pers
angkaan itu akan membinasakan kamu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi”(QS.Fushshilat:23).Oleh karena itu Allah Swt telah menyeru kita kepada jalan yang benar,yaitu kepada Al Quran dan Sunnah Rasul-Nya,dan melarang kita megikuti ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah Rasul,dan memberi ancaman dengan azab yang dahsyat bagi orang-orang yang mempersekutukan
nya.
Simak Firman-firman Allah Swt“Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu berada di atas syariat dalam urusan (agama) itu,maka ikutilah syariat itu dan janganlah mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui: (QS.Al Jaatsiyah:18).“Janganlah kamu mengikuti orang-orang yang hatinya Kami lalaikan dari mengingat Kami dan menuruti hawa nafsunya dan adalah keduanya itu melampaui batas” (QS.Al Kahfi:28); “Mareka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka,dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka” (QS. An Najm:23). “Katakanlah:Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji baik yang Nampak atau yang tersembunyi,perbuatan dosa,melanggar hak manusia tanpa alas an yang benar,mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu,dan mengada-adakan terhadap Allah sesuatu yang tidak kamu ketahui”(QS.Al A’raaf:33).
Wahai saudara-saudaraku,marilah kita mempelajari agama Islam ini pada sumbernya,yaitu Al Quran dan Sunnah Rasul,janganlah kita membuang-buang waktu memperdebatkan ayat-ayat Allah Swt dan Sunnah Rasul-Nya,kalau suatu tradisi yang mengandung kesyirikan dilarang oleh Allah Swt janganlah kita membuat-buat dalil untuk membenarkannya,
karena sesungguhnya kebenaran hanya ada dalam Al Quran dan Sunnah Rasul,dan ada pula dalam perkataan ulama yang sesuai dengan Al Quran dan Sunnah Rasul.Ingat,tradisi yang mengandung kesesatan dan kesyirikanlah yang dlarang oleh Allah,sedangkan tradisi selain dari itu tidak ada larangnnya.

No comments:

Post a Comment